Selasa, 12 Januari 2016

Manajemen laba

Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006).
Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap manajemen laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan resiko portofolionya (Ashari dkk, 1994 dalam Assih, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi manjemen laba:

1.      Hipotesis Bonus Plan
Bahwa perusahaan dengan bonus plan cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan metode income saat ini.
2.      Debt To Equity Hypothesis
Bahwa perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan atau laba.
3.      Political Cost Hypothesis
Bahwa perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakta akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.
Sasaran manajemen laba :
1.      Kebijakan akuntansi
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib deterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
2.      Pendapatan
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
3.      Biaya
Menganggap sebagai beban biaya atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya.

Terjadinya manajemen laba

1.      Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas juga keuntungan secara pribadi.
2.      Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan kauntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
3.      Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang sah.



PSAK 50 dan PSAK 55


PSAK No. 50 (revisi 2010) memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan
2.      Melengkapi prinsip   pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,   dan   pengungkapan   informasi   mengenai   prinsip-prinsip   tersebut dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
PSAK 55 (revisi 2010) memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Mengatur   prinsip-prinsip  dasar   pengakuan   dan   pengukuran   aset   keuangan, liabilitas keuangan,  dan kontrak pembelian atau penjualan  item  nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumenkeuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010):  Instrumen   Keuangan:   Penyajian.   Persyaratan   pengungkapan informasi instrumen   keuangan   diatur   dalam   PSAK   60:  Instrumen   Keuangan: Pengungkapan
Ruang Lingkup dan Instrumen Keuangan pada PSAK 50 dan PSAK 55
Pada PSAK 50 (revisi 2010) memiliki dua definisi, yaitu definisi aset keuangan dan definisi liabilitas keduanya  termasuk suatu kontrak  derivatif yang diselesaikan dengan   instrumen   ekuitas  entitas   (tidak   termasuk   kontrak  untuk   menyerahkan instrumen ekuitas di masa depan, puttable instruments, dan kontrak untuk menyerahkan bagian pro rata  aset  neto saat  likuidasi), tetapi  dalam definisi  liabilitas  instrumen ekuitas entitasnya termasuk rights, opsi dan waran pro-rata untuk semua pemilik.
Pada   PSAK   50   (revisi   2010)  Instrumen   keuangan  diklasifikasikan   sebagai
instrumen ekuitas jika:
1.      Tidak memiliki kewajiban  kontraktual  untuk  menyerahkan  aset  keuangan,  atau mempertukarkan   aset  keuangan   atau   liabilitas  keuangan  yang   berpotensi  tidak menguntungkan; dan
2.      Jika diselesaikan dengan  instrumen ekuitas entitas,  instrumen keuangan tersebut merupakan nonderivatif  dengan kewajiban untuk  menyerahkan instrumen  ekuitas dengan jumlah bervariasi, atau derivatif yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas (termasuk termasuk rights,opsi, dan waran pro rata kepada semua pemilik, tetapi tidak termasuk kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas entitas di masa depan, puttable instruments, dan kontrak untuk menyerahkan bagian pro rata aset neto saat likuidasi).
Dalam PSAK 50 (Revisi 2010) :
1.      Puttable instruments diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi syarat tertentu.
2.      Diatur bahwa Instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi  diklasifikasikan sebagai  instrumen ekuitas jika  memenuhi syarat tertentu.
3.      Diatur tentang Puttabale instruments dan instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi direklasifikasi dari liabilitas keuangan ke instrumen ekuitas ketika semua syarat terpenuhi, dan sebaliknya. Dalam   Reklasifikasi   ED   PSAK   55   (   Revisi   2011   )   terdapat   pembahasan   mengenai reklasifikasi dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi kepinjaman yang diberikan dan piutang
Penyajian instrument keuangan dalam PSAK 50
1.      Skop meliputi seluruh tipe instrumen keuangan
2.      Definisi detail atas instrumen keuangan : aset keuangan, liabilitas keuangan,     dan instrument ekuitas
3.      Instrumen ekuitas adalah kontrak yang memberikan kepada pemegangnya hak     residu atas aset entitas setelah dikurangi dengan semua liabilitas,
4.      Alokasi nilai buku instrumen keuangan untuk komponen ekuitas dan utang.     Kemudian nilai utang ditetapkan terlebih dahulu,
5.      Memperoleh kembali pembeliaan saham (treasury stock) dicatat sebagai     perubahan atas ekuitas, sehingga tidak ada keuntungan/kerugian yang diakui,
6.      Termasuk dalam definisi aset dan liabilitas keuangan adalah kontrak yang     diselesaikan dengan instrumen ekuitas suatu entitas,
7.      Aset dan liabilitas keuangan diakui ketika entitas mengambil bagian dalam     suatu kontrak provisi untuk suatu instrument
8.      Semua ketentuan tentang pengungkapan itu dipindahkan ke PSAK 60, yaitu mengenai tambahan pengaturan khusus mengenai :
9.      Puttable instrumen , kewajiban untuk menyerahkan bagian aset neto secara rata saat likuidasi, dan rights, opsi, waran dikategorikan dan disajikan sebagai liabilitas keuangan, akan tetapi dapat dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi syarat-syarat tertentu.puttable instrument
10.  nstrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang atau kematian atau purna karya dari pemegang instrumen.
Pengakuan dan pengukuran instrument keuangan dalam PSAK 55
1.      Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajarditambah dengan biaya transaksi kecuali,untuk instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
2.      Penghapusan (dererecognition) aset keuangan didasarkan atas kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer pengendalian
3.      Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term) yang berbeda dengan utang lama.
4.      Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas yang baru.

http://dokumen.tips/documents/tugas-rangkuman-psak-505560xxx.html




November...

Kejadian itu begitu cepat
Tak diduga dan tak disangka
Seperti dia membawa ku terbang
Dan seketika terhempas ke bumi
Hal yang ku lalui bersamanya masih terkenang
November....
Semua sirna karenanya
Aku sendiri, sepi dan hanya isa terdiam
Di hempasan angin pantai, kau menari bersamaku
Di dinginnya malam kau ada disampingku
Di dukaku kau selalu ada didekatku
Tapi semua itu hanya khayalanku
Kau sudah pergi, tapi mengapa aku belum bisa menerima kepergianmu?
Hanya satu yang aku tanyakan pada waktu saat ini

Kapan aku bisa menerima semua ini tanpa adanya rasa benci

Dua Dara Satu Hati

Hantaran aroma tanah yang menggempul karena curahan air hujan dan bunyi gemericik air ditambah dengan kicauan burung bersahutan serta hembusan angin yang semilir menambah indahnya suasana pagi ini ...

Kriiinggg ... kringgg ... !!! alarm di kamar berdegup kencang, membuat suasana hening di kamar terasa sangat gaduh, tidak terasa dinginnya malam akan berganti menjadi pagi yang hangat. Pagi itu sekitar pukul 05.00 wib ada dua orang kakak beradik sedang mengelilingi sekitar komplek untuk lari pagi. Angin sepoi-sepoi dan nampak tersamar kabut asap membuat  suasana pagi itu terasa segar. Seperti biasanya seminggu dua kali mereka melakukan kegiatan ini  karena udaranya masih segar. Dua anak itu bernama Zazkia Azahra Putri (kakak) dan Ferlita Ferarezka Putri (adik) usia mereka hanya berbeda satu tahun. Ayahnya bekerja di Kedutaan Inggris, Jakarta Pusat sedangkan Ibunya bekerja sebagai Pengacara di Jakarta Barat. Mereka bersekolah di SMA Tunas Bangsa, Jakarta Barat.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 07.00 mereka harus bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasanya mereka selalu diantar oleh papah ke sekolah.
“Pah, ayo berangkat nanti kita terlambat.” Ajak Zahra sambil memakai sepatu.
 “Iya tunggu sebentar ya kak, papa mau sarapan dulu.” Jawab papa dengan lembut
 “Iya udah buruan ya pah, aku tunggu di mobil ya.“ sambil menunggu papa
sarapan  Zahra langsung menarik tangan Lita untuk berpamitan sama mama.
“Mah kita berangkat dulu ya.” ujar Lita sambil mencium mama.
“Iya sayang hati–hati di jalan dan belajar yang benar ya.“ jawab mama.
“Ayo sayang kita berangkat !“ ajak papa.
“Oke pah, dada mama.” jawab Zahra dan Lita sambil melambaikan tangan.
Sesampainya di sekolah mereka bertemu dengan Vai di lapangan basket.
“Hey, kalian berduan ajah.” tanya Vai
“Lah, emangnya mau sama siapa lagi, biasanya kita juga kalo berangkat selalu berdua
kok.” jawab Zahra dengan bingungnya.
“Tau nih Vai kaya gak pernah tau aja.” jelas Lita
“Kirain gitu Lita bareng Fauzi, hhhaaa ...“ jawab Vai sambil meledek.
“Aaaahhhhh, nyebelin pagi-pagi udah bercanda ajah.” jawab Lita kesal lalu
meninggalkan Vai.
“Huffftt... (sambil menarik nafas panjang) yah gua kok ditinggal si?” teriak Vai.
Mereka langsung menuju ke ruangan kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran. Saat bel istirahat berbunyi dengan lantangnya, seperti biasanya mereka berkumpul dan bercanda dengan Fauzi, Vai dan Dayla. Mereka berlima memang bersahabat sejak kecil. Saat sedang asik berbicara tiba-tiba mereka dikhawatirkan dengan keadaan Lita, mereka bingung belakangan ini Lita sering mimisan, pingsan dan sering bergemetar.
             “Dek, kenapa hidung kamu kok berdarah ?” tanya Zahra dengan rasa kaget.
“Hah... berdarah, mimisan maksud kakak.“ jawab Lita sambil mengelap hidungnya
dengan tisu yang digenggamnya.
“Iya, ya udah kita ke UKS yuk !“ ajak Fauzi sambil membantu Lita berdiri.
sesampainya di UKS Vai berkata.
“Iya udah kamu istirahat aja dulu di sini sampai jam pulang sekolah nanti kita semua
ke sini lagi.” sambil membuatkan teh Zahra berkata.
“Iya dek kamu istirahat aja dulu, oh ya ni diminum dulu tehnya.”
“Eh, Lit kita ke kelas dulu iya, udah bel tuh.” Ujar Dayla.
“Iya gak papa kok, maaf iya udah ngerepotin kalian.” Jawab Zahra dengan penuh
perasaan yang tak enak pada teman-temannya karena telah merepotkan mereka
semua.
Sepulang dari sekolah Lita langsung menuju halaman belakang, sambil menikmati segelas jus jeruk buatan bi Ijah, ia pun duduk di pinggiran kolam sambil memberi makan ikan, suara ikan yang bergerak kian kemari dan suara pancuran air membuat pikirannya sedikit tenang, sedikit terlintas dibenaknnya ‘kenapa iya belakangan ini aku ngerasa ada hal aneh dariku, aku sering mimisan dan pingsan.’ Tiba-tiba mama datang memecahkan lamunanku dan menanyakan keadaan Lita lalu mengajaknya untuk memeriksakan diri ke dokter. Sesampainya di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta Selatan, Lita langsung melakukan pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui penyakit apa yang dideritanya.
            “Dok, bagaimana hasil tes labolatoriumnya?” tanya mama dengan suara cemas.
“Heeempphhh... berdasarkan hasil tes laboratoriumnya anak ibu positive terkena
penyakit kanker darah stadium 2.“ jawab  dokter dengan perasaan tidak enak.
“Haaah gak mungkin dok, dokter bercandakan atau dokter pasti bohong. Iya kan?“
jawab Lita kaget dengan perasaan tidak percaya.
“Gak mungkin saya berbohong untuk hal sepenting ini anak manis. Maaf, tapi ini
adalah kenyataan yang sesungguhnya. Mungkin ini memang berat tapi kita masih bisa berusaha melakukan yang terbaik.” jawab dokter sambil memberikan hasil tes laboratarium dan meninggalkan mereka berdua.
Sesampainya di rumah, ia meminta mamanya untuk tidak memberitahu semua ini ke kak Zahra dan sahabatnya tentang penyakitnya, Saat itu Lita langsung berlari menuju sudut rumah untuk memainkan sebuah alat musik piano dengan alunan suara piano yang merdu membuatnya tak sadarkan diri, tidak terasa ia mengeluarkan bulir air mata dari sudut matanya.
Keesokaan harinya ketika Zahra dan Lita sedang berjalan menuju ke kantin, tiba-tiba Vai memanggilnya dan menghampiri mereka.
“Zahrraa... Litaaa, tunggu !” teriak Vai dengan suara lantang.
“Ada apa vai buru – buru banget ?” tanya Zahra heran.
“Hhee... ohya tadi aku ketemu bu Henny katanya seluruh pengurus osis disuruh
kumpul di ruangan osis.” Jawab Vai.
“Emangnya kapan Vai?“ tanya Lita.
“Emmphh nanti pas jam pulang sekolah.” Jelas Vai.
 “Oohhh, oke Vai nanti kita datang.” Jawab Lita.
Bel pulang sekolah berbunyi (treeeng ... treeenng...), Zahra langsung menuju kelas Lita untuk mengajaknya ke ruangan osis, tidak lama kemudian bu Henny datang dan memberikan informasi.
“anak-anak ibu mau memberitahukan kalo semua anak osis diwajibkan mengikuti kegiatan arung jeram di daerah Bogor. Ibu sudah meminta izin kepada kepala sekolah untuk menyutujui kegiatan osis ini. Kegiatan ini untuk melatih kekompakan satu sama lain jadi ibu harap keikutsertaannya” ujar bu Henny.
“horreee... emangnya kapan bu acaranya?” tanya anak osis dengan perasaan gembira.
“insaallah acaranya dilaksanakan minggu depan, jam 07.00 harus sudah sampai sekolah” jawab bu Henny, ia pun langsung meninggalkan ruangan osis.
Setelah bu Henny keluar pandangan Fauzi mengarah ke Lita.
“ehh lit kamu kenapa?“ tanya Fauzi.
“tau nih bukanya seneng mau jalan-jalan malah cemberut, bukannya kamu seneng banget ya sama kegiatan kaya gini.“ tanya Dayla dengan  bingung.
           “hhha takut gak boleh ikut ya sama mama tenang aja nanti aku bilangin.” ejek Fauzi.
Dalam hati Lita sebenarnya bukan itu yang dipikirkannya,  bukan takut tidak diizinkan sama mama, tapi takut dia tidak kuat mengikuti kegiatan itu, karena kondisinya sudah mulai lemah.
Sepulang dari sekolah sahabat mereka yaitu Fauzi,Vai dan Dayla main ke rumah Zahra dan Lita sekaligus minta izin ke orangtuanya supaya mereka dibolehkan mengikuti kegiatan osis. Mereka berkumpul di ruang tamu bersama.
            “Tante di sekolah aku ada kegiatan untuk anak osis yaitu arung jeram di daerah Bogor, Zahra sama Lita boleh ikut gak tante.“ tanya Fauzi dengan lembut
“Kalau Zahra si boleh, tapi kalo Lita tante gak izinin karena tante takut kondisi dia memburuk.” jawab mama dengan perasaan takut.
“Yah tante gak mungkin Lita gak kuat, dia pasti kuat, dia kan suka banget kegiatan yang menguji aderenalin hhee, lagi pula kalo gak ada dia gak rame tante.” jawab Vai dengan memohon
“Emphhh ... iyaudah seterah Lita, tante gak maksa” jawab mama.
“Iya udah aku ikut kegiatan itu deh.” jawab Lita dengan tersenyum.

            Sehari sebelum kegiatan itu dimulai, saat sedang menyiapkan peralatan untuk arung jeram, Lita mulai ragu untuk mengikuti kegiatan osis tersebut, karena Lita takut fisiknya gak kuat dan nantinya malah merepotkan teman-temannya,  tapi ia merasa tidak enak dengan teman-temannya karena sudah terlanjur janji. Keesokan harinya Zahra dan Lita datang ke sekolah lalu menuju halaman sekolah untuk mendengarkan arahan dari pembina. Sesampai di tempat tujuan mereka langsung membuat kelompok untuk mendaki gunung, seperti biasa kelompok mereka yaitu Zahra, Lita, Fauzi, Vai dan Dayla. Baru sebentar perjalanan entah kenapa Lita terlihat sangat lelah sekali, sedangkan Zahra dan ketiga temannya masih bersemangat, karena Lita sudah sangat lelah akhirnya kami pun beristirahat sejenak sambil menikmati bekal yang mereka bawa, mereka pun mengeluarkan beberapa makanan dari ransel mereka. Zahra dan yang lainnya memaklumi keadaan Lita tapi satu sisi ia bingung. Cewe tomboy yang selalu ceria dan bersemangat dalam menghadapi medan perjalanan yang sesulit apapun tiba-tiba lemas tak berdaya.
“Dek, kamu kenapa sih kok lemes banget.” tanya Zahra cemas.
Lita hanya menggelengkan kepala dan mengeluarkan beberapa obat
“Iya kamu kenapa sih, tidak seperti biasanya yang selalu  ceria.” ujar Dayla 
“Eh, obat kamu banyak banget lit, kamu sakit apa emangnya, wajah kamu pucat banget belakangan tuh.” tanya Fauzi.
“Ooohh obat... itu obat penghilang rasa pusing kok. Aku cuma gak enak badan ajah.” jawab Lita. Sebenarnya aku terpaksa ikut kegiatan ini, andai ajah kalian semua tau apa aku rasakan saat ini dan apa penyakitku saat ini.
“Aaahh, bohong! gak mungkin kamu gak kenapa–kenapa, Kamu cerita dong siapa tau ada yang bisa kita bantu.” cetus Vai dengan rasa tidak percaya.
Tidak ada jawaban dari Lita sedikitpun, akhirnya mereka pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan untuk melihat air terjun dan berwisata arung jeram. Untuk sampai ke air terjun mereka harus melewati 700 anak tangga. Sesampai di sana mereka menyempatkan untuk berfoto-foto, tetapi tidak ada ekspresi dari wajah Lita sedikitpun.
Sepulang dari arung jeram Lita terlihat sangat lelah, ia pun langsung menuju ke kamar,  disetiap malam ketika ia ingin terlelap ia selalu duduk dekat jendela kamar sambil memandang seribu bintang yang bertaburan di angkasa dengan indahnya, dalam hati ia berkata. ‘Tuhan aku ingin hidup lebih lama lagi, berikan  aku kesempatan’. Lita selalu membayangkan tentang penyakitnya  yang semakin lama menjalar keseluruh tubuh, ia sudah tidak tahan menahan semua rasa sakit ini sendirian. Zahra bingung belakangan ini Lita selalu menangis dan menyendiri seperti ada yang disembunyikan dari dia, karena setiap kali ditanya ada masalah apa, jawabnya selalu tidak enak badan dan kecapean. Mama pun tidak pernah memberitahu Zahra tentang keadaan Lita. Saat sedang melewati kamar Lita, tidak sengaja Zahra melihat Lita menangis.
“Dek kenapa kamu menangis?“ pertanyaan Zahra membuyarkan lamunanku.
Lita pun langsung bercerita tentang apa yang dirasakannya.
”Maaf kak, kalau selama ini aku menyembunyikan sesuatu, sebenarnya aku punya penyakit Kanker Darah stadium 2.” Jelas Lita seraya memeluk Zahra.
“Astagfirulloh kenapa kamu tidak pernah cerita sama kakak, mama juga tidak pernah memberitahu kakak tentang semua ini.” Jawab Zahra kaget
“Aku takut kalo aku bilang sama kakak nanti kakak malah khawatir, aku gak mau ngerepotin kakak, aku gak mau semua orang kasihan sama aku karena penyakitku ini. Kak aku udah gak kuat lagi membayangkan penyakit yang telah menggerogoti tubuhku ini, sisa umurku tinggal sedikit lagi aku hanya bisa pasrah dengan penyakitku ini dan aku harus bersiap-siap menghadapi kematian.”
Zahra pun terdiam mendengar semua itu. Kasihan Lita wajahnya tampak pucat, bibirnya   kering, rambutnya mulai rontok dan tubuhnya terlihat kurus dan menggigil, ini semua membuat dia berputus asa dalam menghadapi penyakitnya, masa remaja dia tidak seindah teman-teman sebayanya yang dapat merasakan kebahagiaan bersama teman-teman, bercanda, berkumpul.

           Keesokan harinya orangtua mereka pun membawa Lita ke Rumah Sakit Pertamina di daerah Jakarta Selatan. Orangtua mereka dan dokter telah berusaha untuk penyembuhan penyakit Lita. Kasihan Lita dia harus mengikuti pengobatan kemoterapi untuk menghilangkan rasa sakitnya, tetapi dengan kemoterapi pun belum cukup untuk fase peenyembuhannya. Zahra mengusulkan untuk membawa Lita berobat keluar negeri, karena Lita mengetahui hal tersebut ia pun menolak usulan kakaknya untuk membawanya berobat keluar negeri karena semua itu percuma karena penyakitnya ini sudah sangat parah.
Mama selalu menenangkan dan memberikan semangat kepada Lita supaya dapat menerima kenyataan ini karena selalu ada jalan dalam setiap hidup dan selalu ada peran yang harus kita jalani dalam hidup ini, entah itu apa karena itu semua sudah digariskan oleh tuhan,  kita harus menerima cobaan ini dengan sabar dan tegar jangan menganggap semua cobaan ini tidak adil.  Itulah hidup sesulit apapun hidup akan terasa mudah dengan tersenyum, selalulah tersenyum dan menebar kebahagiaan kapan pun dan dimana pun berada.
Sepulang dari Rumah Sakit, hari itu terasa sangat berbeda, semua keadaan Lita berubah total, entah kenapa ia terlihat sangat bersemangat dan sering menebar senyum, ia dapat bernyanyi dan bercanda dengan bi Ijah. “detik ini aku bisa tertawa merasa paling bahagia, tapi apakah kebahagian ini hanya sesaat dan berganti menjadi tangis, hhheempp betapa bahagianya aku hari ini dan aku gak akan menyia-nyiakan kesempatan baik ini.” ujarnya. Kami sekeluarga sangat senang melihat keadaan Lita saat ini. Saat malam hari ditemani dengan dinginnya angin malam, Lita mengajak Zahra  bercerita.
“Kakak ke kamar yuk, aku mau cerita nih.” ajak Lita sambil menuju kamar Lita.
“Cerita apa sih dek?” tanya Zahra.
“Cerita temen sekolah kak, aku kangen deh sama temen-temen, pingin ketemu mereka lagi untuk yang  terakhir kalinya, aku kangen sama kelucuan Fauzi yanng suka marah–marah gak jelas, Rivai yang  suka ngelawak dan Dayla yang hobinya curhat mulu, sampai bosen aku dengernya hheee... kapan aku bisa bercanda, berkumpul dan bermain bersama mereka lagi? aku kangen saat-saat kumpul.” jawab Lita sambil melihat album foto-fotonya dengan sahabatnya
 aku gak ngerti dengan omongan zahra untuk yang terakhir kalinya.
“Sabar ya dek nanti kalo kamu udah sembuh nanti kita kumpul bareng lagi, ohya dapet salam tuh dek dari Fauzi dia kangen sama kegokilan kamu, di kelas sepi katanya gak ada kamu... cieee.” jawab Zahra seraya mengjak bercanda.
“Iiihhh apaan sih kak gak lucu deh.“ jawab Lita sambil tersenyum.
Tidak lama kemudian orangtua mereka masuk ke kamar Lita untuk mengucapkan selamat tidur secara bergantian mereka mencium kening Lita satu persatu dimulai dari mama, papa dan kak zahra. Lita memeluk mereka dengan erat seakan tidak mau kehilangannya.
“Mah, aku pasti rindu saat-saat seperti ini, aku ingin mama selalu ada disamping aku.” tanya Lita seraya memecahkan keheningan dan merasakan kehangatan pelukan mama.
“Husttt... kamu gak boleh ngomong kaya gitu lagi ya, karna mama dan yang lainnya selalu ada buat kamu.” jawab mama sambil meneteskan air mata.
“Selamat tidur ya sayang, mimpi indah.” ujar papa sambil menutup pintu kamar Lita dan mematikan lampu kamarnya.
Zahra pun langsung menuju kamar, saat menjelang tidur Zahra berfikir. ‘apapun akan aku lakukan demi keselamatan adiku.’ Tidak terasa sudah larut malam rasa kantuk pun tak tertahankan dengan diselimuti angin malam yang semilir yang menembus melalui celah-celah jendela kamar, Zahra pun terlelap tidur, tidak terasa ia sudah melewati malam dengan berulir mimpi indah dan saat terbangun dari tidurnya badannya terasa sangat segar.
            Pagi harinya mereka harus kembali ke Rumah Sakit Pertamina, Jakarta Selatan untuk kontrol keadaan Lita, baru sampai di ruang resepsionist tiba-tiba Lita jatuh pingsan, semua shock dan mengantarkan Lita ke ruang UGD. Dokter yang menangani Lita pun keluar.
           “Ibuuu Lita kritis, dia koma dan dia butuh pendonor sumsum tulang belakang.” ujar dokter.
“Terus apa dok yang bisa kami lakukan dok.” jawab mama dengn khawatir.
“Sekarang kalian ikut saya untuk periksa sumsum tulang belakang.” ajak dokter.
Dari semua yang ikut pemeriksaan ternyata hanya zahra yang cocok sumsum tulangnya dengan Lita.
“Apa kamu bersedia mendonorkan sumsum tulangmu untuk adikmu.” tanya dokter dengan lembut
 “Baik dok saya bersedia, semua akan ku lakukan demi adik.” jawab Zahra dengan suara yang terdengar lantang.
Semuanya pun berjalan dengan lancar, 2 hari kemudian Lita pun tersadar, mama langsung memeluk Lita dengan mata berkaca-kaca.
            “Akhirnya kamu sadar sayang.” Tanya mama seraya menahan butiran air mata.
“Memangnya aku kenapa mah?” jawab Lita bingung.
“Kamu baru saja melewati fase kritis sayang, kamu baru terbangun dari tidur panjangmu dan kamu baru saja operasi sumsum tulang belakang.” Ujar mama.
“Hah sumsum tulang mah? terus siapa mah yang udah donorin sumsum tulang ke aku.” Jawab Lita Kaget
“Kak zahra sayang... yaudah sayang kamu istirahat aja dulu.” Ujar mama.
“Sekarang dimana kak zahra mah aku ingin ketemu dia, telpon dia mah, suruh ke sini.” jawab Lita memaksa.
“Atas desakan Lita mama pun menyuruh zahra untuk ke Rumah Sakit.”
Zahra pun menuju Rumah Sakit atas keinginan adiknya saat perjalanan menuju   Rumah Sakit, hujan pun turun dengan derasnya tetapi itu semua tidak menyurutkan keinginan Zahra untuk bertemu adiknya, kabut asap karena derasnya hujan pun menghalangi pandangan Zahra. Tidak diduga mobil yang ditumpangi Zahra mengalami kecelakaan, Zahra pun dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina, kebetulan Rumah Sakit itu tempat dimana adiknya dirawat. Orang yang membawa Zahra ke Rumah Sakit pun menelepon orangtua Zahra untuk memberitahukan keadaan anaknya yang sedang kritis saat itu. Orangtuanya pun terkejut mendengar berita itu, orangtuanya langsung mengajak Lita melihat keadaan kakaknya, Zahra pun sempat tersadarkan diri dan memberikan secarik kertas yang berisi surat kepada mamanya.
“mah, tolong jagain Lita iya, buat dia selalu tersenyum bahagia, jangan buat dia terus larut dalam kesedihan, aku titip ini untuk Lita dan sahabat aku.”
Orangtuanya pun tak bisa menahan isak tangis dan disitulah Zahra menghembuskan nafas terakhirnya. Zahra pun langsung dibawa ke rumah, orangtua Zahra langsung memberitahu kabar duka ini kesahabatnya. Keesokan harinya tepatnya siang hari Zahra langsung dimakamkan.
‘Delapan hari sebelum ulang tahun kakak, Allah telah memanggilnya, aku terkapar sendirian, jerit tangis akan menyelimuti kesendirianku setiap hari, Kini aku hanya bisa duduk diatas gundukan tanah merah yang masih basah, dan bertabur bunga warna-warni  serta terukir jelas nama Zazkia Azahra dibatu nisan.’ Ucap Lita seraya menangis.
Suara nyanyian angin yang berdansa dan daun-daun yang menari-nari menemani kesendirian Lita. ‘aku kehilangan sosok seorang kakak yang mampu membuat aku bertahan sampai sekarang, seorang kakak yang bisa menjadikan aku menggantungkan sebuah harapan, seorang kakak yang dapat dijadikan sahabat, sekarang gak ada lagi yang dapat menyemangtkan aku, gak ada lagi yang mendengarkan curhatanku, aku menyesal telah memaksa mama supaya mempertemukan aku dengan kak Zahra, dan aku belum sempat mengucapkan terima kasih karena kakak telah mendonorkan sumsum tulang ini ke aku, andai saja saat itu aku tidak menyuruh kakak untuk datang ke rumah sakit, pasti ini semua tidak akan terjadi, seharusnya aku yang lebih dulu dipanggil.’ Ucap Lita, Lita pun terus-terusan merasa bersalah karena dia fikir kecelakaan yang meninpa kakaknya karena kesalahan dirinya.
Tidak terasa delapan hari sudah Zahra meninggalkan mereka semua, hari itu begitu berati, malam itu mereka mengenang semua masa yang pernah mereka lewati bersama almarhum Zahra, masa indah yang penuh warna dan mereka tidak akan bisa mengulang kebahagiaan itu lagi, selamat tinggal Zahra. Hari itu tepat hari kelahiran Zahra, mereka pun mengundang sahabat-sahabat  Zahra karena mereka ingin membacakan isi surat yang Zahra titipkan ke orangtuanya. Saat itu sedang hujan, suara gemericik hujan selalu membuat hati tenang, butir-butir air yang menetes membuat ranting basah dan menciptakan aroma rerumputan yang khas, saat awan berubah menjadi kelabu goresan pelangi yang membentuk lengkungan dengan warna warni yang indah ditambah alunan piano yang dimainkan Lita berbunyi dengan merdunya membuat suasana menjadi lebih tenang. Disinilah orangtua Zahra membacakan isi pesan Zahra.
Isi suratnya

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan sepucuk surat ini aku ingin mengungkapkan isi hati aku yang selama ini belum sempat kakak ungkapkan. Sebentar lagi usiaku bertambah, telah banyak pengalaman hidup ini yang aku lewati bersama kalian, telah banyak pelajaran hidup yang aku rajut bersama kalian. Aku ingin membahagiakan kalian tapi malah aku sering mengecewakan kalian. Buat mama dan papa jangan bersedih, aku rela melakukan semua ini demi kesembuhan Lita, semoga pengorbanan ku ini tidak sia-sia. Maafkan aku belum bisa membalas semua jasa mama dan papa yang telah membesarkan aku sampai saat ini. Buat adik, kakak ingin melihat adik sembuh, hari-hari yang indah kini telah berganti menjadi hari yang penuh duka semenjak adik terserang leukimia. Kakak gak bisa menahan kesedihan ini terus menerus.  Entah seberapa sering air mata ini jatuh menetes, kakak seakan gak bisa berbuat apa-apa, ingin rasanya penyakit leukimia itu berpindah saja ke tubuh kakak asalkan adik bisa sembuh. Kemarin kakak sudah mendonorkan sumsum tulang kakak, mudah-mudahan dengan cara ini adik bisa sembuh, kakak mau lihat adik tersenyum lagi, jangan buat kakak sedih lagi. Buat sahabat-sahabatku kalian adalah orang-orang yang sudah menjadi bagian dari hidupku, dengan hadirnya kalian hidupku jadi penuh warna, suka duka kita jalani bersama, pahit manisnya hidup pun kita rasakan bersama, aku ingin kalian menjadi sahabat-sahabatku, sampai akhir menutup mata  tak ada kata perpisahan sampai raga ini tak bernyawa, aku sayang kalian selamanya.
Setelah membaca surat itu Air mata pun tidak berhenti mengalir dari sudut mata mereka, mereka tidak menyangka ini semua terjadi begitu cepat, setelah orangtuanya membacakan surat dari Zahra, mereka pun menangis tersedu seiring dengan turunya hujan yang menyirami bumi,  seakan langit pun bersedih melepas kepergian Zahra. Akan tetapi waktu tidak akan bisa terulang kembali. Mereka tidak henti-hentinya meneteskan air mata seakan tidak dapat membendung kesedihan yang teramat dalam. Begitu cepat tuhan memanggil orang yang mereka sayangi. Zahra gadis cantik dan periang kini telah tiada, ia pergi untuk selama-lamanya.



Sabtu, 09 Januari 2016

Akuntansi Lingkungan

Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The International Accounting Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi internasional, termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit lingkungan (environmental audits).
Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya-biaya yang dibuat perusahaan. Akan tetapi kemampuan dan keakuratan data akuntansi perusahaan dalam menekan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktifitas perusahaan. Tujuan lain dari pentingnya pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi publik dan perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan ini penting terutama bagi para stakeholders untuk dipahami, dievaluasi dan dianalisis sehingga dapat memberi dukungan bagi usaha mereka. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan selanjutnya menjadi bagian dari suatu sistem sosial perusahaan. Di samping itu, maksud dan tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan antara lain meliputi:
1.      Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan.
2.      Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat.
Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Data akuntasi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang hams berlangsung terus menerus.


Evaluasi integrasi dampak lingkungan
Penentuan target
Identifikasi faktor-faktor utama yang berdampak pada lingkungan dan susun suatu target untuk mengurangi dampak lingkungan (tindakan perencanaan lingkungan)
Pertimbangan pengukuran
Pilih alat ukur untuk mengurangi dampak lingkungan
Penilaian administrasi
Menghasilkan segmen akuntansi lingkungan dan evaluasi dampak lingkungan untuk menetapkan target-target di masing-masing alat ukur (simulasi)
Memilih alat ukur
Menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing divisi
Implementasi alat ukur
Implementasi alat ukur dimasing-masing divisi
Review kinerja
Menghasilkan segmen akuntansi lingkungan, evaluasi hasil dampak lingkungan dari implementasi alat-alat ukur, dan mengevaluasi kontribusinya yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan
Gambar: Keutamaan Konsep Akuntansi Lingkungan
Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa faktor berikut, antara lain:
1.                          Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).
2.                          Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
3.                          Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuan uang/rupiah).
Gambar Keterkaitan Masing-masing Faktor. Sumber: Ministry of the Environment Japan, 2005: Environmental Accounting Guidelines.



Fungsi dan peran akuntansi lingkungan
Fungsi dan peran akuntansi lingkngan dibagi ke dalam dua bentuk yaitu:
1.      Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan. Sebagaimana hanya dengan sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis.

2.      Fungsi Eksternal
Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomis dan memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional.
SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan mereka hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-perusahaan dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara semultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari kegiatan konservasi lingkungan
Gambar Keterkaitan antara Perusahaan dan Masyarakat
Sumber: Ministry of the Envionment Japan, 2005. Environmental Accounting Guidelines.




Asimetri Informasi

Pengertian Asimetri informasi 

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Agency Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik (prinsipal). Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahmawati dkk. (2006) menambahkan bahwa jika kedua kelompok (agen dan prinsipal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang.
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan memiliki kelemahan tertentu, sekalipun pembuatan laporan keuangan diatur oleh suatu standar yang telah ditetapkan, namun perlu disadari bahwa laporan keuangan mengandung banyak asumsi, penilaian, serta pemilihan metode perhitungan yang dapat digunakan oleh pembuatnya.
 Adanya pemilihan kebijakan akuntansi dalam standar yang dapat digunakan tersebut membuat manajemen memiliki cukup keleluasaan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen  untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba. Asimetri informasi dapat diantisipasi dengan melakukan pengungkapan informasi yang lebih berkualitas.

Ada dua tipe asimetri informasi :

1.        Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.

2.         Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.




Sepotong hati yang baru Karya : Tere Liye

Kita punya sepotong hati bukan?
Satu-satunya.
Lantas bagaimana kalau hati itu terluka?
Disakiti justru oleh orang yang kita cintai?
Aduh, apakah kita bisa mengobatinya?
Apakah luka itu bisa pulih, tanpa bekas?
Atau jangan-jangan,
kita harus menggantinya dengan sepotong hati yang baru?
Lantas apakah tetap cinta namanya meski telah kehilangan kepercayaan dan komitmen? Apakah kita bersedia mengorbankan cinta demi kepentingan yang lebih besar , atau tetap dengan ego demi kebahagiaan sendiri? Ada banyak pertanyaan tentang sepotong hati ini.
Maka , semoga datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah special. Sama spesialnya dengan milik kita. Tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman yang baik

Kalimat-kalimat diatas tadi merupakan kutipan sinopsis sebuah novel-lebih tepatnya kumpulan cerpen- yang akan aku review kali ini. Kumpulan cerpen ini merupakan karya salah satu penulis ternama Indonesia yaitu Tere Liye. Bagi pecinta novel-novel khususnya novel Indonesia pasti kenal dengan penulis yang satu ini. Jika kita lihat di toko-toko buku, sudah begitu banyak karya-karya berkualitas yang telah ia terbitkan. Beberapa karyanya pun kini sudah diadaptasi menjadi film.
Buku terbaru Tere Liye yang berjudul “Sepotong Hati yang Baru” merupakan buku serial “Berjuta Rasanya”. Di dalamnya terdapat cerita yang seru-seru. Judulnya bermacam-macam. Ya...bisa dibilang seperti kumpulan cerita. Judul cerita dalam buku “Sepotong Hati yang Baru”  ini diantaranya:
1.      Hiks, Kupikir Itu Sungguhan
2.      Kisah Sie Sie
3.      Sepotong Hati yang Baru
4.      Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay
5.      Itje Noerbaja & Kang Djalil
6.      Kalau Semua Wanita Jelek
7.      Percayakah Kau Padaku
8.      Buat Apa Disesali

Sinopsis Sepotong Hati yang Baru

Pernikahanku dan Alysa tinggal menghitung hari. Persis lima hari sebelum kami menikah, Alysa bertemu dengan pria gagah. Pertemuan mereka berdua Setelah setahun aku pergi dari kesedihan itu. Berhasil menyingkirkan kenangan lama yang selalu mengganggu otakku, Alysa mendadak menghubungiku. Dengan nada yang memelas, Alysa meminta kami bertemu malam ini. Alysa menceritakan bahwa pernikahannya dengan pria gagah yang dia yakini jodohnya saat itu, gagal. Alysa bertanya padaku, “apakan kau masih mencintaiku?”. Aku menggeleng, “Maafkan aku Alysa, aku sudah menikah. Bukan dengan seseorang yang amat aku cintai, aku inginkan. Tetapi setidaknya ia bisa memberikanku sepotong hati yang baru. Maafkan aku. Kau lihat. Ini cincin pernikahan kami, batu giok.” Aku menelan ludah. (hlm. 50). Alysa beranjak pergi dari hadapanku dengan rasa kecewa. Apa yang aku katakan kepada Alysa barusan semuanya bohong. Cincin yang kupakai bukan milikku. Cincin ini kepunyaan adikku. Aku belum menikah. Cinta bukan sekedar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut

Judul        : Sepotong Hati Yang Baru
Penulis     : Tere Liye
Penerbit    : Mahaka Publishing
Tahun       : 2012
Tebal        : 206 hal.
Genre       : Kumpulan Cerpen