Kamis, 09 Oktober 2014

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi

A. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi di Dunia

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping). Akuntansi terdokumentasi secara akademik di salah satu bab pada buku Luca Pacioli (1445 – 1517) yang diterbitkan pada tahun 1494 yang berjudul “Summa de Arithmetika, Geometria, Proportioni et Proportionalita” yang dalam  bahasa inggris berjudul “The Collected Knowledge  of Arithmetic, Geometry, Proportions and Proportionality”  (Weis and Tinius, 1991). Namun, buku tersebut yang berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Luca Pacioli mempublikasikan bukunya tersebut tentang “pembukuan” di Venice, Italia. Luca Pacioli dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo dan juga seorang professor matematika yang menulis banyak buku tentang matematika.Buku karya Luca Pacioli tersebut adalah berisi kumpulan pengetahuan matematika yang sudah berlangsung pada masa tersebut. Dengan kata lain, praktik akuntansi sangat mungkin telah ada ratusan tahun sebelum terdokumentasi pada buku tersebut. Dan salah satu pengetahuan matematika yang dibahas dalam buku tersebut dan masih digunakan sampai sekarang tanpa adanya perubahan adalah sistem pencatatan berpasangan (double entry system).
Lalu adapun sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataannya, “I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane.” John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of Venice”.  Pada awal abad ke 18, Direktur  South Sea Company melakukan penyelidikan pada perdagangan bursa perusahaan tersebut dengan menggunakan jasa dari akuntan yang berpusat di London. Selama penyelidikan, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Negara Inggris sendiri telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
B. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi di Indonesia

Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka menerapkan sistem pembukuan seperti yang diajarkan Lucas Paciólo. Dalam tahun 1850 orang Belanda menemukan metode pembukuan baru yang lebih efisien.
Selama periode 1850-1900 terjadi semacam dualisme antara yang menggunakan metode lama dengan yang menggunakan metode baru. Baru pada awal abad 20, metode pembukuan lama hilang dari sejarah akuntansi Belanda. Perkembangan ini juga di bawa ke Indonesia. Sementara bidang-bidang usaha yang besar dikuasai Belanda, bidang-bidang usaha yang kecil dibiaran dikuasai oeh kelompok timur asing, seperti Cina, Arab, India dan lain-lain. Sebagai daya tarik, Pemerintahan kolonial Belanda tidak mencampuri sistem pembukuan yang mereka gunakan. Dalam hubungan ini muncul sistem pembukuan Cina (sistem Hokian, Canton, Hakha, Tio Tjoe), Arab,India dan lain-lain. Kemudian pada tahun 1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Tidak banyak pembahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa penjajahan Jepang.Setelah kemerdekaan pemerintah RI mempunyai kesempatan mengirimkan putra-putrinya belajar akuntansi ke luar negeri. Sedangkan pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia yang mem­buka jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonominya.
Pada tahun 1954 keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan. Suatu organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia berdiri pada 23 Desember 1957 dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini mendirikan seksi Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik tahun 1986. UU Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul UU Penanam­an Modal Dalam Negeri tahun 1968, merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang didirikan dalam rangka ke dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai akibat makin baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-proyek pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun non APBN di satu pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban yang auditable dan accountable, di pihak lain, telah mendorong lajunya perkembangan profesi akuntansi. Pemerintah sangat berperan dalam mendorong perkembangan profesi ini. Diantaranya dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi dalam tahun 1985.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar